Tulisan Bebas
“TIRAKAT UNTUK ILMU”
Seperti yang kita ketahui, di Indonesia terdapat banyak pondok pesantren. Mulai pondok salaf, pondok modern ataupun kombinasi. Semuanya mempunyai kekurangan dan kelebihan masing – masing,dan kali ini kami akan membahas suatu hal yang sangat lekat dengan dunia pesantren yakni Tirakat
Tirakat berasal dari bahasa arab yang mempunyai arti meninggalkan atau tinggalan. Lafad tirakat merupakan bentuk masdar dari madhi taroka (ترك ). Tirakat itu identik dengan santri dan pondok pesantren. Di Indonesia banyak yang mengatur tentang tirakat. Ada yang menganjurkan secara tertulis ada pula yang menganjurkan secara lisan (ketetapan kiai) adapula yang melarang tirakat ,semuanya mempunyai alasan masing – masing.
Seperti pondok salaf yang menganjurkan bertirakat dengan alasan untuk memantapkan ilmu.Ada juga yang melarang tirakat karena dianggap menggangu kinerja siswa ataupun santri dalam melakukan kegiatan belajar.Semua pasti mempunyai hikmah tersendiri karena pada dasarnya peraturan di tetapkan karena memperhatikan situasi dan kondisi.
Pondok kita yang tercinta ini termasuk yang bersifat kombinasi. Pondok yang didirikan oleh Al-mukarrom Hadrotus Syaikh Abdul Hannan Ma’sum Al-Hajj pada tahun 1981 ini tergolong pondok yang sangat menganjurkan bertirakat. Walaupun ada peraturan yang tertulis yang berbunyi tidak boleh mendalami kejadugan sebelum aliyah, tapi makna tesirat dari peraturan tersebut jika selain kejadugan maka untuk semua kalangan diperbolehkan, terbukti banyak santri pondok tercinta kita ini yang melakukan tirakatan. Seperti tirakatan gundulan rabu, puasa, dan jenis atau model tirakat lainnya.
Hal ini menunjukan bahwa eksistensi dan antusiasi santri pondok kita ini untuk bertirakat masih tetap terjaga kelestariannya.
Bagaimana tidak, pendiri sekaligus muassis kita,selama masih nyantri sangat sering bertirakat. Baik berupa mutih, ngrowot, dan tidak pulang selama beberapa tahun pun dijalani. Beliau sebagai public figure dan contoh yang baik untuk menjadi acuan. beliau mempunyai keistiqomahan yang luar biasa. Terbukti sampai sekarang masih mengamalkan Du’aul Faraj. Doa yang bisa dibaca seusai sholat shubuh oleh santri – santri kilatan dan tarbiyah yang sudah memasuki kelas Aliyah.Beliau juga dikenal banyak orang karena memiliki ilmu hikmah yang tinggi baik berupa ilmu thib ataupun keselamatan.Beliau juga sering memberikan ijazah atau amalan kepada siapa saja, tanpa melihat latar belakang orang tersebut. Itulah mengapa beliau sangat disegani oleh kalangan masyarakat, khususnya santri –santri sebagai pengayom.
Dalam suatu maqolah “ Al-ilmu bitta’allumi la bin nasabi” (با لتعلم لا با لنسب العلم) itu menunjukan ilmu itu didapat dengan belajar bukan dengan nasab. Terus apa hubunganya belajar dengan tirakat?
. Dalam kitab Ta’lim diterangakan bahwa saat orang mencari ilmu itu ada 6.
Yakni cerdas, sabar, ada dana, petunjuk guru, lapang dada, lama. Titik tekan tirakat pada keterangan diatas adalah sabar . Kenapa menekankan pada titik tersebut?
Esensi dari tirakat adalah menahan hawa nafsu. Hawa nafsu adalah musuh terbesar manusia. Hal itulah yang menjadikan sabar menjadi komposisi dan keharusan bagi seseorang pelaku tirakat. Dalam satu syi’iran nahwu yang menjelaskan او bima’na حتى :
لأتسهلن الصعب اوادرك المنى # فما انقادت الامال الا لصابر
Syair tersebut menjelaskan bahwa setiap keinginan atau cita – cita yang sulit itu bisa diperoleh dengan sabar.
Dalam kitab Ihya’ ullumudin juga di jelaskan :
فلا عبادة لله تعالى أعظم من مخالفة النفس في الشهوات وترك اللذات
‘’Tidak ada satupun ibadah yang lebih agung daripada melawan hawa nafsu di dalam perkara yang ia sukai dan meninggalkan perkara perkara yang enak’’
Itulah yang menjadi dasar tirakat . Tirakat tidak harus puasa ,tapi meninggalkan perkara yang disukai hawa nafsu baik itu dilarang oleh syariat atau tidak, itulah yang di sebut juga tirakat
Dan yang pasti pelaku tirakat adalah seseorang yang harus mempuyai tingkat kesabaran yang tinggi karena ia sedang melawan apa yang ia sukai
Wallhu’alam bii showab
Facebook Comments