Tulisan Bebas

HARRIK YADAKA

         Sore itu shodik sedang asyik ngobrol berdua dengan Gus Hadi anak dari kyainya :

“ gus apa kamu gak gengsi maen sama aku…. Kamu kan tahu sendiri kalau aku ini santri yang terkena penyakit gudik…. ? parah lagi…..“ begitu Shodik berbicara kepada Gus Hadi.

“ halah kamu ini dik… yang penteng gak ada mudlorotnya bagiku biarin aja kata orang, malahan mungkin aku gak tahu caranya tersenyum kalau gak ada kamu… ha… ha…?”

“ wadoh…. Gus Hadi ini bisa bisa aja, emange saya badut… ha.. ha…”

Begitulah keakraban Shodik dengan gus Hadi, sampai sampai pada suatu ketika kyai Zakky yang mengetahui keakraban mereka seperti seorang kakak adik, namun kyai zakky mulai dipusingkan dengan tingkah Gus Hadi yang beberapa hari terakhir sering garuk garuk, hal tersebut diduga karena tertular oleh virus gudik yang disebarkan oleh Shodik. Akhirnya Shodik dipanggil oleh Kyai Zakky :

“ kang Shodik……”

“ enggeh kyai, …. Kenapa saya tiba tiba dipanggil kesini kyai ? apakah saya punya salah…?”

“tidak kang, namun dengan berat hati saya mohon dengan sangat kepada kang Shodik untuk agak menjauhi Hadi, karena kelihatannya Hadi sering garuk garuk sampai tangannya banyak yang bernanah semenjak berteman dengan Kang Shodik “

“ enggeh kyai, saya sudah paham kok… saya akan akan sedikit menjauhi Gus Hadi”

Setelah pulang dari ndalem, Shodik bukannya menjauh dari Gus Hadi melainkan Shodik langsung boyong tanpa berpamitan dengan Kyai Zakky. Namun dalam hati shodik gak akan pernah melupakan Gus Hadi teman baiknya… Shodik pun gak pernah dendam dengan Kyai Zakky, Shodik tetap akan mondok namun tidak di tempat Kyai Zakky.

###

Tiga puluh tahun berselang semenjak kejadian itu Gus Hadi sudah menjadi Kyai Hadi menggantikan ayahandanya. Dia memiliki seorang putri cantik yang baru menikah dengan Gus Badi’ anak dari Kyai Ali. Namun apa yang terjadi…..? ternyata Gus Badi’ memiliki penyakit Gudik seperti yang dulu pernah diderita Shodik, dan akhirnya penyakit tersebut menular ke seluruh keluarga Kyai Hadi, banyak puluhan dokter dan tempat penyembuhan namun belum ada yang bisa menyembuhkan.

Gus Badi’ suatu ketika berbicara kepada Kyai Hadi

“Abah .. maafkan saya bah, gara gara saya seluruh keluarga ini terkena penyakit gudik…” begitu gus badi’ berbicara pada Kyai Hadi.

“ gak apa apa nak… mungkin ini juga karna kesalahan saya yang tidak minta maaf pada seorang santri yang juga sahabat saya yang dulu pernah menderita penyakit gudik, namun oleh abah disuruh boyong gara gara wakktu itu saya tertular”

Suasana agak hening sejenak, kemudian Gus Badi’ berbicara dengan penuh tawadlu’

“kabarnya di daerah Kediri ada seorang kyai yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit bah, apa tidak kita coba saja… kalau gak salah namanya kyai Arifin”.

“Baiklah nak… kamu coba kesana dulu nanti kalau kamu cocok kita semua akan berobat ke sana”

###

Dan ternyata benar, hanya sekali berobat Gus Badi’ langsung sembuh, dan seketika itu pula Kyai Hadi berangkat ke Kediri bersama keluarga, namun setelah sampai ke tempat Kyai Arifin ,Kyai Hadi kaget bukan kepalang karena Kyai Arifin itu rupanya adalah shodik temannya, karena memang nama lengkapnya Shodikadalah Shodik Arifin, ketika sudah menjadi kyai lebih sering dipanggil Kyai Arifin, dan setelah mereka bertemu dan saling melepas rindu mereka saling berbincang…

”dik maafkan saya ya dik, gara gara saya kamu dulu diusir dari pesantren oleh abah”

“ halah Gus Hadi ini bisa bisa aja, ntar aku jadi geer loh…, ha… ha…. “

“ ha… ha… kamu ini dik memang satu satunya temenku yang paling seneng buat aku ketawa dik… “

“Aku kok gus.., ha… ha….sebenarnya sayalah yang mestinya minta maaf pada Gus Hadi lantara boyong gak pamitan, dan saya bukannya disuruh boyong oleh Kyai Zakky, namun saya hanya disuruh menjauhi Gus Hadi, namun pada waktu itu saya bertekad untuk tidak membuat keluarga ndalem terbebani dengan keberadaan saya, saya memilih boyong saja, ha… ha… namun tetap harrik yadaka gus….”

“ iya dik, intinya dalam keadaan apapun kalau kita mau harrik yadaka hasilnya pasti ada, buktinya sekarang kamu punya santri, jadi tabib lagi, ha… ha.. ha… “

“iya gus pokoknya harus harrik yadaka, tawakal dan nrimo, Insya Allah jadi , ha.. ha.. ha..”

Akhirnya dua sahabat tadi kembali bertemu, dan sepulang dari kediaman Kya Arifin, atau Shodik, keluarga Kyai Hadi terbebas dari penyakit gudik.@$%%^&&**&^^%$$

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Close