Diceritakan dari sebagian para Zahid (Orang Yang tidak bergantung pada kehidupan dunia : KBBI) :
Bahwasannya dulu ketika Aku berangkat menunaikan ibadah haji, diperjalanan aku melihat seorang perempuan yang sedang berjalan tanpa membawa kendaraan dan bekal sedikitpun. ia berjalan sambil terus berdzikir dan memuji-Nya. maka aku pun mencoba mendekat seraya bertanya padanya. Wahai hamba Allah, mau kemana kau pergi? dia pun menjawab : menuju Baitul Haram. Aku pun merasa keheranan, “tapi aku tidak melihat kau membawa bekal ataupun kendaraan!” “seandainnya diantara kalian menyiapkan berbagai macam hidangan dan mengundang setiap orang untuk ikut menikmatinnya. apakah diantara kalian perlu membawa makanan untuk datang kesana?” akupun tegas menjawab “ ya tentu saja tidak” wanita tadi lantas menjawab. “maka hidangan Allah sungguh lebih dari itu semua”. Mendengar jawaban dan logika berfikirnya aku pun begitu merasa kagum. Maka aku dan beserta rombongan berangkat bersamannya hinga sampailah kami di daerah Abthoh (Jln. Masjidil Haram dekat pasar Jakfariyah). lantas perempuan tadi tiba-tiba bertanya “dimana Baitu Al Rabbi?, Dimana Baitu Al-Rabbi? dari kami pun menjawab “Kamu sekarang sudah bisa melihatnya, lihatlah!”. Maka secara sepontan ia bergegas masuk menuju Masjidil Haram. “ini adalah Baitu Rabbik” ungkap sebagian rombongan. Ia pun semakin terhunus pedang rindu hingga ia menyandarkan kepalannya di pintu Ka’bah sambil terus berucap ini adalah Bait Al-Rabbi, ini adalah Bait Al-Rabbi, sampai suarannya terdengar lamat-lamat, maka kami pun mencoba melihatnya, dan begitu terkejutnya kami, ternyata perempuan tadi telah meninggal tersayat oleh rindu pada Rab-Nya. Rahimaha Allah.
Disarikan dari kitab An-Nawadir (As-Syaikh Sihabuddin Al-Qolyubi)
-kaiffa
Facebook Comments