Wahai Anakku !
Janganlah engkau menjadi orang yang sedikit dalam beramal dan janganlah engkau jadikan dirimu sepi dari sesuatu yang mengandung faidah. Dan milikilah I’tikad bahwa semata-mata ilmu yang kau dapat belum mampu untuk menjembatani keselamatanmu ke akhirat.
Serupa seseorang yang memiliki sepuluh pedang Hindia dan senjata lainnya. serta Ia adalah seorang yang pemberani dan ahli dalam berperang. Kemudian datang seekor Singa yang buas dan berkali-kali menerkamnya. Wahai Anakku! Bagaimana pendapatmu, sudahkah cukup memiliki sepuluh pedang serta ahli dalam berperang untuk melawan terkaman singa itu tanpa mengayunkan pedangnya dan mengamalkan ilmu yang ia miliki? Semua itu tentu tak cukup. Sesuatu yang kita miliki akan memberi buah manfa’at jika kita telah menggunakannya. Serupa itulah seorang Alim ilmu bila Ia tak mengamalkan ilmunya. Tentu ia tak mendapat buah manfa’at atas ilmunya, kecuali dengan mengamalkan ilmu yang sudah Ia miliki. Begitu pula orang yang sakit demam dan kuning yang diberi nasihat untuk meminum obat namun ia tak mengindahkan nasihat tersebut.
Dalam hal ini ada sebuah syair yang disenandungkan dalam bahasa persi:
كرمي دو هزار رطل همي ﭘيمائي * تامي نخوري نباشدت شيدائي
Artinya, “Apabila kamu menimbang dua ribu kati (sejenis timbangan bangsa arab dulu) arak maka takkan menimbulkan apa-apa bagimu sampai engkau meminumnya”.
Maka andai engkau telah mempelajari ilmu selama seratus tahun dan menghimpun seribu kitab, sesungguhnya engkau belum layak mendapat rahmat Allah Swt. sebelum engkau mengamalkan Ilmu yang telah kau miliki.
Sebagaimana firman Allh Swt dalam al-Qura’an:
وَاَنۡ لَّيۡسَ لِلۡاِنۡسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ
Artinya, “Dan manusia tidak akan memperoleh apa-apa kecuali sesuatu yang telah di usahakannya”. (surah an-Najm ayat 39)
Dan firman Allah Swt:
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا
Artinya, “Maka siapa yang berharap bertemu dengan Tuhannya hendaklah ia beramal dengan amal yang baik”. (surah al-Kahfi ayat 110)
Dan firman Allah Swt:
إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا
Artinya, “Tidak akan masuk neraka orang yang bertaubat dan iman yang di sertai amal yang baik”. ( surah Al-Furqon, ayat 70)
Dan bagaimana pendapatmu tentang hadis ini wahai anakku:
بُنِيَ الإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةٍ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ، وَحَجِّ البَيْتِ لِمَنْ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيْلً
Artinya, “Agama islam memiliki lima dasar: (1) penyaksian, bahwa tiada Tuhan selain Allah Swt dan Muhammad adalah utusan Allah Swt. (2) mendirikan Sholat (3) mengeluarkan Zakat (4) puasa Romadhon (5) dan melaksanakan Haji bagi yang mampu”.
Iman itu dilafalkan dengan Lisan, sedang Hati membenarkan, dan anggotanya mengamalkan.
Dalil dalam mengerjakan amal itu amat banyak sampai tak teringkas kalimat, namun jika ada seorang hamba yang masuk surga karena rahmat dan kemurahan Allah Swt. perlu diingat, sebelumnya ia adalah hamba yang ta’at dalam beribadat kepada Allah Swt. Karena sesungguhnya rahmat Allah Swt itu lebih dekat dengan orang-orang yang beramal baik. Jika ada yang mengucapkan orang yang masuk surga itu karena iman, maka kami akan berkata; memang betul demikian.
Namun, bagaimana ia bisa masuk Surga? Sedang banyak sekali rintangan yang ditemuinya dan begitu susah. Pertama adalah iman yang dimiliki seorang hamba. Apakah iman itu tetap terjaga atau tidak? Dan ketika ia sudah sampai (wafat) apakah ia orang yang rugi serta sedit amal baiknya?
Telah berkata Hasan al-Bashri: Allah Swt berkata pada hamba-hambanya: “wahai hamba-hambaku, masuklah kalian semua ke surga sebab rahmatku dan masuklah kalian semua ke surga sebagaimana kadar amal baikmu”.
terjemah dari kitab Ayyuhal Walad
oleh Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali
ath-Thusi asy-Syafi’i
Facebook Comments