Bahtsul Masa'il
Bolehkah Menjual Daging Kurban?
Di hari raya Idul Adha sudah menjadi kebiasaan orang muslim yang berkurban, baik berupa kambing, sapi, atau yang lainnya, membagikan daging hasil sembelihannya kepada tetangga, kerabat dan penduduk desa setempat, baik yang kaya maupun yang miskin. Dan sebagian dari warga yang menerima daging tersebut, ada yang untuk dikonsumsi, tapi juga tidak jarang dijualnya lagi.
- Bolehkah bagi warga menjual daging kurban yang mereka terima?
Jawab :
Tafsil (dipilah): bagi orang yang termasuk golongan yang berhak menerima zakat, maka boleh menjualnya. Tapi jika sebaliknya, dalam artian orang penerima daging tadi bukanlah golongan yang berhak menerima zakat, maka tidak boleh menjualnya.
فتح المعين بشرح قرة العين بمهمات الدين – 2 / 333
ويجب التصدق ولو على فقير واحد بشيء نيئا ولو يسيرا من المتطوع بها والأفضل التصدق بكله إلا لقما يتبرك بأكلها وأن تكون من الكبد وأن لا يأكل فوق ثلاث والتصدق بجلدها وله إطعام أغنياءلا تمليكهم
إعانة الطالبين – 2 / 379
(قوله: وله إطعام أغنياء) أي إعطاء شئ من الاضحية لهم، سواء كان نيئا أو مطبوخا كما في التحفة، والنهاية ويشترط فيهم أن يكونوا من المسلمين.أما غيرهم فلا يجوز إعطاؤهم منها شيئا.(قوله: لا تمليكهم) أي لا يجوز تمليك الاغنياء منها شيئا.ومحله: إن كان ملكهم ذلك ليتصرفوا فيه بالبيع ونحوه كأن قال لهم: ملكتكم هذا لتتصرفوا فيه بما شئتم أما إذا ملكهم إياه لا لذلك بل للاكل وحده فيجوز، ويكون هديه لهم وهم يتصرفون فيه بنحو أكل وتصدق وضيافة لغني أو فقير لا ببيع وهبة وهذا بخلاف الفقراء، فيجوز تمليكهم اللحم ليتصرفوا فيه بما شاؤا ببيع أو غيره.وفي ع ش ما نصه: لم يبينوا المراد بالغني هنا، وجوز م ر أنه من تحرم عليه الزكاة، والفقير هنا من تحل له الزكاة.
Penjelasannya : Tidak diperbolehkan memberikan kepemilikan daging kurban kepada orang kaya. Hal ini berlaku jika dalam pemberiannya agar orang kaya tadi menjual kembali daging tersebut atau semisalnya. Seperti ungkapan seseorang pada orang kaya : “saya berikan daging ini kepada kalian supaya kalian gunakan sesukanya”. Namun apabila pemberiannya tidak dengan alasan tadi tapi hanya agar mereka konsumsi sendiri maka diperbolehkan, dan daging tadi statusnya menjadi hadiah. Sehingga mereka berhak mengolahnya untuk dimakan, disedekahkan, ataupun untuk menyuguhi tamu baik kaya maupun miskin. semuanya tadi diperbolehkan selagi tidak dijual atau dihibbahkan. Berebeda dalam kasus orang faqir, maka dalam pemberian daging kepada mereka diperbolehkan agar mereka mentashorufkan -menggunakan- sesukannya, baik menjualnya ataupun selainnya. Adapun yang dikehendaki sebagai orang kaya dalam permasalahan ini, Imam Romli Shogir berasumsi bahwa mereka adalah orang yang haram menerima zakat. Sedangkan faqir kebalikannya, yakni orang yang halal baginya menerima zakat.
Wallahu ‘alam bisshowaab.
Tim Kajian Bahtsul Masa’il Kwagean
Facebook Comments