ArtikelTulisan Bebas
Adab Orang Yang Mencari Ilmu Pada Dirinya Sendiri
Adab(etika) adalah sesuatu yang sangat penting dimiliki setiap individu, tak terkecuali bagi seorang yang sedang dalam masa belajar atau mencari ilmu(tholib al-‘ilm). Bahkan disebutkan bahwasanya “Al- Adab Fauqol Ilmi”, derajat adab lebih tinggi daripada derajat ilmu. Oleh sebab itu hendaknya orang-orang yang sedang mencari ilmu memperhatikan betul adab-adab tertentu dalam mencari ilmu. Khususnya memperhatikan adab-adab pada dirinya sendiri sebagai mana nasihat Hadratusyaikh Hasyim Asy‘Ari dalam kitab beliau berjudul Adabul Alim wal Muta’allim sebagai berikut:
Adab-adab orang yang mencari ilmu (Mutaalim) pada dirinya sendiri itu ada 10:
- Mensucikan hati dari sifat penipu, kotor, keinginan hati yang jelek, iri hati, buruknya akidah(ideologi) dan buruknya budipekerti (Akhlaq). Agar pencari ilmu dapat menerima ilmu, menghafalnya dan agar bisa meresapi lembut-lembutnya makna dan memahami samar-samarnya ilmu.
- Memperbaiki niat dalam mencari ilmu dengan tujuan mencari ridha Allah Swt dan beramal karena menghidupi syari’at, menerangi hati, memperhias batin dan mendekatkan diri kepada Allah. Dan pencari ilmu tidak bermaksud mendapatkan keinginan duniawi seperti mendapat kepemimpinan, tahta, harta, mengalahkan teman dan agar dihormati oleh manusia atau yang lainya.
- Bersungguh-sungguh dalam menghasilkan ilmu pada masa waktu masih muda, dan tidak tertipu oleh suatu penunda-nudaan dan angan-angan, karna setiap masa berjalan dengan melintasi umur tidak dapat di ganti dan tergantikan.bila murid memutus suatau perkara dari urusan yang menyibukan dan perkara yangg menghalagi tercegahnya kesempurnaan mencari ilmu dan menyia nyiakan jerih payahnya dan kekuatan bersungguh sunnguh dalam menghasilkan ilmu , maka urusan tersebut adalah perkara – perkara yang memutus jalan untuk belajar
- Murid menerima makanam dan pakaian dengan lapang, bersabar atas kesederhanaan kehidupan yang diperolehnya untuk keluasan ilmu dan mengumpulkan hati yang terpisah pisah dari perpecahan angan dan mengalirkan sumber sumber hikmah dalam hati. Imam Syafii ra berkata
“tidak beruntung seorang yang mencari ilmu dengan keadaan mulya dan banyaknya harta , akan tetapi bila seorang yang mencari ilmu dengan keadaan perihatin , sedikit harta dan khidmah pada ulama maka ia beruntung”
- Murid hendaknya membagi waktu malam dan siang dan mengambil kesempatan dari sisa umurnya, karena sesungguhya umur tidak bisa beli. Sebaik baik waktu untuk menghafal adalah waktu sahur, dan sebaik baik waktu untuk membahas ilmu adalah waktu pagi, untuk menulis adalah waktu pertengahan siang, untuk muthola’ah dan mengingat ilmu adalah waktu malam, dan sebaik baik tempat untuk menghafal adalah setiap tempat yang jauh dari sesuatu perkara yang membuat lupa. Dan tidak baik menghafal di hadapan pepohonan, tumbuh tumbuhan , di sungai, dan di keramaian.
- Alangkah baiknya seorang murid sedikit makan dan minunya, karena sesungguhnya kenyang dapat mencegah ibadah dan dapat memberatkan badan. Sebagaian dari faidah sedikit makan adalah sehatnya badan dan mencegah penyakit fisik, karena sesungguhnya sebab dari penyakit fisik adalah banyak makan dan banayak minum. Seperti ucapan syair : Sesunguhnya penyakit itu lebih banyaknya perkara yang kamu lihat berada pada banayak makan atau minum dan (sedikit makan) dapat membuat sehatnya hati dari sifat lacut dan sombong. Dan tiada seorang pun dari para wali Allah, para imam dan ulama pilihan yang disifati banyak makan dan mereka tidak dipuji dengan itu, sifat banyak makan ini adalah sifat hewan yang tidak mempunyai akal yang mereka di setting untuk kerja
- Murid menuntut dirinya untuk bersifat wira’i dan berhati-hati setiap perbuatanya dan murid bersungguh mengambil makanan, minuman, pakaian,dan tempat dan(berhati hati) pada semua perkara yang ia butuhkan supaya hatinya terang supaya dapat menerima ilmu dan cahaya ilmu serta mengambil manfaat ilmu. Dan hendaknya murid mengambil keringanan-keringanan sewajarnya ketika membutuhkan dan wujudnya keringanan tersebut. Karena Allah menyukai keringanan-keringanannya diambil sesuai pada tempatnya. Seperti halnya, Allah menyukai ketetapannya dijalani.
- Murid hendaknya sedikit memakan makanan yang menyebabakan lelet berfikir dan melemahkan indra, seperti apel kecut, kacang kacangan, meminum cukak dan seperti makanan apapun yang memperbanyak lendir yang menjadikan lemot fikiran, dan makanan yang memberatkan badan seperti banyak minum susu, ikan laut dan semacamnya.Alangkah baiknya murid menjauhi perkara yang khasiatnya menyebabkan lupa seperti makanan bekas gigitan tikus, membaca nisan kuburan, masuk di antara dua barisan unta yang sejajar, dan membuang kutu hidup hidup
- Mengurangi tidur selagi tidak membahayakan badan dan hatinya. dan tidak tidur lebih dari delapan jam dalam sehari-semalam. Apabila murid mampu melakukan tidur lebih sedikit dari delapan jam, sebaiknya ia melakukannya. Dan bila diri, hati, fikiran dan penglihatan ketika telah lelah, tidak apa-apa untuk mengistirahatkannya dengan cara rekreasi dan bersantai sekira ia tidak menyia-nyiakan waktunya, agar ia bisa kembali ke rutinitas sebelumnya.
- Meninggalkan pergaulan bebas. Karena meninggalkanya itu lebih penting suatu perkara yang hendaknya dilakukan oleh pencari ilmu, apalagi bergaul dengan lawan jenis. Apalagi jika sering bermain dan sedikit berfikirnya, karena sesungguhnya watak sering mencuri perilaku orang lain. Dan bahayanya pergaulan bebas tersebut menyia-nyiakan umur dengan tanpa adanya manfaat serta runtuhnya agama seorang murid yang bukan ahli agama. Jika memang ia membutuhkan seorang teman hendaknya ia berteman dengan seorang yang kuat agamnya,bertakwa, wira’I, bersih hatinya, banyak kebaikannya, sedikit keburukannya, bagus kelakuannya, tidak sering bertikai dan jika ia lupa ia di ingatkan oleh temannya, jika ia ingat ditolong oleh temannya.
Wallahu a’lam.
(Kaifa)
Facebook Comments