ArtikelTulisan Bebas
Hakikat Madzhab Asy’ariyah
Banyak kaum muslimin tidak mengenal madzab al-Asya’irah (kelompok ulama’ penganut madzab imam Asy’ari) juga tidak mengenal siapakah mereka dan metode mereka dalam bidang akidah. Sehingga, sebagian kalangan tanpa mengetahui keadaan sebenarnya (apriori), menilai madzhab asy’ari sesat atau telah keluar dari islam dan menyimpang dalam memahami sifat-sifat allah.
Ketidaktahuan terhadap madzab al-Asya’iroh ini menyebabkan retaknya kelompok Ahlussunnah dan terpecah-belahnya persatuan mereka. Akibatnya, sebagian kalangan yang tidak faham, memasukkan al-Asya’iroh dalam daftar kelompok sesat.
Ada sebuah pertanyaan yang tidak habis bila difikir, mengapa kelompok yang beriman dan kelompok sesat disatukan? Dan mengapa Ahlussunnah dan kelompok ekstrem Mu’tazilah (Jahmiyyah) disamakan?
اَفَنَجۡعَلُ الۡمُسۡلِمِيۡنَ كَالۡمُجۡرِمِيۡنَؕ ﴿68:35﴾ مَا لَـكُمۡ كَيۡفَ تَحۡكُمُوۡنَ ﴿68:36
“Maka Apakah patut Kami menjadikan orng-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir). Atau Adakah kamu (berbuat demikian): Bagaimanakah kamu mengambil keputusan?” (Qs. al-Qolam: 35-36)
Al-Asya’iroh adalah para imam simbol hidayah dari kalangan ulama muslimin yang ilmu mereka membentang memenuhi wilayah timur hingga barat dunia, dan telah disepakati keutamaan, keilmuan, dan keagamaan mereka. Merekalah tokoh-tokoh besar ulama Ahlussunnah yang menentang kesewenang-wenangan Mu’tazilah.
Bahkan, Syaikul islam ibnu taimiyyah pernah memuji golongan al-Asya’irah, “Mereka adalah para ulama pembela ilmu agama dan al-Asya’irah pembela dasar-dasar agama (ushuluddin)” (Al-fatawa,vol 4)
Al-Asya’irah terbagi dari beberapa kelompok para imam ahli hadits, ahli fikih dan ahli tafsir. Merekalah ulama-ulama besar yang menjadi panutan, seperti:
- Syaikul islam Ahmad ibnu Hajar al-‘Asqalani, yang tidak di asingkan lagi sebagai gurunya ahli hadits, penyusun kitab Fathul Bari ‘ala Syarhil bukhari.
- Ulama Ahlussunnah, al-imam An-Nawawi, penyusun kitab Syarh Shahin Muslim dan penyusun banyak kitab populer.
- Syaikul Mufassirin al-Imam al-Qurtubi penyusun tafsir al-Jami’il Ahkami al-Qur’an.
- Syaikul Islam Ibnu Hajar al-Haitami, penyusun kitab al_Zawajir al-iqtirafi al-Kabair.
- Syaikul Fiqh al-Hujjah al-tsabat (tokoh ulama yang di percaya) Zakaria al-Anshari.
- Al-Imam Abu Bakar al-Baqilani.
- Al-Imam al-Qashthalani.
- Al-Imam al-Nasafi.
- Al-Imam al-Srabani.
- Abu Hayyan al-Nahwi, penyusun tafsir al-Bahru al-Muhith.
- Al-Imam Ibnu Jaza, penyusun kitab al-Tashil fi ‘Ulumi al-Tanzil.
- Dan lain-lain.
Sebenarnya jumlah mereka sangatlah banyak. Seandainya kita menghitung jumlah keseluruhan baik dari ulama ahli hadis, tafsir dan fiqih dari kalangan al-Asya’iroh, maka ruang tulis disini tidak akan cukup. Membutuhkan berjilid-jilid buku untuk menyebut satu-persatu nama para ulama besar al-Asy’ariyah yang ilmu mereka memenuhi wilayah timur dan barat. Oleh karenanya, Kita wajib berterimakasih kepada orang-orang yang telah berjasa dan mengakui keutamaan orang-orang yang berilmu dan memilki kelebihan, yakni para tokoh ulama yang telah mengabdi pada syariat Nabi Muhammad Saw.
Kebaikan apa yang hendak kita peroleh jika kita menuduh para ulama besar dan generasi salafussholih telah menyimpang dan sesat? Apakah ada golongan-golongan para ulama dari kalangan doktor dan cendekiawan yang telah mengabdi pada hadis Nabi Saw. Sebagaimana ibn hajar al-‘asqolani dan imam an-Nawawi? Lalu mengapa kita menuduh beliau berdua serta ulama al-asy’ariyyah lainnya sesat, padahal kita membutuhkan ilmu-ilmu beliau?, imam ibn sirin pernah berkata, “ilmu hadis ini adalah (bagian dari) agama, maka perhatikan dari siapa kalian mengambil agama kalian?”.
tidakkah cukup bagi mereka, orang yang tidak sependapat dengan para imam al-asy’ariyah, untuk mengatakan, “mereka telah berijtihad dan mereka salah dalam menafsirkan sifat-sifat allah”. Padahal yang lebih baik mereka mengikuti madzhab al-Asy’ariyah, Sebagai ganti dari tuduhan mereka pada para imam al-asy’ariyah menyimpang dan sesat, juga kemarahan mereka kepada orang yang mengatakan al-asy’ariyah adalah ahlussunnah wal jamaah.
Lalu apabila imam an-Nawawi, al-‘asqolani, al-qurtubi, al-fakhrurrazi, al-Haitami, zakariya al-Ansari, dan ulama-ulama besar lainnya bukan termasuk ahlussunnah wal jamaah, lantas siapakah ahlussunnah wal jamaah itu?
Sungguh, dengan tulus kami mengajak kepada semua pendakwah dan mereka yang beraktifitas di medan dakwah islam untuk takut kepada allah dalam menilai umat nabi Muhammad SAW, khususnya menyangkut tokoh-tokoh besar ulama dan fuqoha. Hal ini karena umat nabi Muhammad Saw tetap dalam kondisi baik hingga tiba hari akhir (hari kiamat) dan tidak ada kebaikan bagi kita jika kita tidak mengakui kedudukan dan keutamaan ulama kita sendiri.
Diterjemahkan bebas dari kitab: mafahim yajibu antushohah, sayyid muhammd bin ‘alawi al-maliki
(kaiffa)
Facebook Comments