Artikel
Bentengi Diri dengan Riyadloh di Era Modern
Perilaku kehidupan masyarakat modern dewasa ini, khususnya kalangan muda – mudi yang labil sudah cukup memprihatinkan. Masyarakat dengan begitu mudahnya menerima dan menelan mentah – mentah arus globalisasi yang masuk di tengah kehidupan. Perubahan terjadi begitu cepat dan dinamis dalam pelbagai sisi social, teknologo, politik, persainga, ekonomi dan bahkan perubahan budaya yang berimbas pada perubahan perilaku tiap individu. Manusia di tuntut untuk beradaotasi secara cepat dan tepat yang tidak semua orang mamapu melakukanya. Akibatnya yang muncul adalah individu – individu yang menyimpang dari tuntunan moral dan syari’at. Manusia sebagai khalifah di bumi membutuhkan ajaran spiritual yang mamapu menyirami kekeringan rohani guna menjadi penyejuk jiwa dan pikiran agar setiap perilakunya dapat membendung keinginan – keinginan syahwat duniawi yang tidak lain di sebabkan oleh nafsu individu.
Pesantren sebagai manifestasi pendidikan tertua dan berfokus pada ajaran–ajaran islami hadir di tengah – tengah masyarakat guna menjadi jamu dari keringnya tuntunan moralitas perilaku masyarakat modern. Keberadaan pondok pesantren denganpelbagai programnya dan kekhasnya di harapkan mampu menjadi angina penyejuk solusi masyarakat modern yang banyak mengalami kemunduran akhlak.
Seperti yang kita ketahui, akhir – akhir ini banyak terjadi penyimpangan – pemyimpangan moral di tengah kehidupan masyarakat sebut saja korupsi yang merajalela dan bahkan terjadi di kementrian agama, pelecehan social pada anak dan wanita marak terjadi, dan yang lebih naas lagi adalah banyak terjadi murid yang menentang dan memukul gurunya sendiri. Kerusakan moral tersebut terjadi bukan karena kurangnya pendidikan ilmu pengetahuan, melainkan sebab kerangnya pendidkan akhlak dan pendidkan karakter. Institusi – institusi pendidikan formal kebanyakan terfokus pada kecerdasan intelektual dan mengesampingkan kecerdasan spiritual. Padahal,dengan kecerdasan spiritual manusia akan lebih dapat mengendalikan nafsu dan keinginan – kenginan duniawi yang setiapsat mendorong manusia melakukan penyimpangna – penyimpangan akhlak.
Pomdok pesantren Fathul Ulum sebagai salah stu lembaga keagamaan yang berdiri pada tahun 1980-an sangat menganjurkan kepada para santri untuk melakukan riyadloh sebagai salah satu metode efektif meningkatkan kecerdasan spiritual. Riyadloh atau yang bias dikenal dengan tirakat adalah proses melawan hawa nafsu dan menyingkirkan ksesenangan duniawi. Imam Ghazali dalam kitab ihya’ ulumuddin menuturkan
الرياضة تكلف الأفعال الصادرة عن النفس ابتداء لتصير طبعا انتهاء
“Riyadloh adalah membudayakan kebiasaan yang sulit diterima oleh nafsu agar menjadi karakter (watak)”
Penjelasan yang di sampaikan imam Ghazali di atas menjadi acuan bagi umat modern untuk membentengi diri dari sifat – sifat yang tidak sesuai dengan tuntunan syariat dengan metode riyadloh. Hal ini sebagaimana syekh Jamaluddin Al – Qosami Ad – Dimisqi :
بيان قبول الاخلاق لتغيير بطريق الرياضة
فكذلك الغضب والشهوة لو أردنا قمعهما وقهرهما بالكلية حتى لايبقى لها أثر لم نقدر عليه أصلا ، ولو أردنا سلاستهما وقودهما بالرياضة والمجاهدة قدرنا عليه وقد أمرنا بذلك وصار ذلك سبب نجاتنا ووصولنا الى الله تعالى (موعظة المؤمنين من احياء علوم الدين)
“ Jika kita ingin melemah lembutkan dan menuntun marah dan nafsu syahwat dengan Riyadloh dan Mujahadah (kesunguh – sunguhan), niscaya kita dapat menguasai keduanya, dan sungguh kita telah diperintahkan demikian dan yang demikian itu menjadi sebab keslamatan kita dan sampainya kita kepada Allah Ta’ala”
Oleh; Delegasi lomba akhir tahun 2019 Asrama B Atas
Facebook Comments