Nama Iblis dalam bahasa Suryani adalah ‘Azazil, sedangkan dalam bahasa Arab namanya al-Harits. Iblis adalah mahluk yang diciptakan dari api, berbeda dengan manusia yang diciptakan dari tanah. Oleh sebabnya iblis hidup dalam sifat kecongkakan dan kesombongan. Seperti yang kita tau di dalam kitabullah surat Al-A’ raf ayat 12 diceritakan bahwa iblis tidak mau bersujud kepada Nabi Adam as. Karena merasa dirinya lebih baik karena diciptakan dari api sedangkan Nabi adam dari tanah.
Padahal meskipun iblis diciptakan dari api ia tetaplah mahluk yang diciptakan Allah swt., Iblis tidak lain hanyalah mahluk yang hidup yang pasti menemui ajalnya. Sebab “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati“(QS Ali Imran: 185). Namun, bagaimanakah caranya iblis mati?
Kematian iblis diceritakan dalam kitab Tambihul Ghofilin. Berikut kisahnya:
al-faqih abu al-laits ra. berkata telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhamad bin Musa bin roja’, beliau merafa’kannya sampai ke ahnaf bin qois, beliau berkata: Aku berharap bertemu dengan umar bin khottob ra., ketika aku sampai ke Madinah aku bertemu degan halaqoh yang besar, ternyata ka’bul akhbar sedang berbicara dengan banyak orang, ka’b berkata, “ketika Adam akan meninggal ia berkata : Wahai Tuhanku, musuhku iblis akan mencaciku ketika dia melihatku mati sedangkan dia ditangguhkan kematiannya sampai waktu yang ditentukan“.
Maka dikatakan kepada adam : “Wahai adam, sesungguhnya engkau akan masuk syurga sedangkan iblis al mal’un ditangguhkan untuk merasakan sakitnya kematian dengan hitungan umat-umat yang awal dan umat-umat yang akhir.“
Kemudian Nabi Adam as. berkata kepada malaikat maut : “Ceritakan kepadaku bagaimana kau menimpakakan maut kepada iblis.”
Ketika malaikat maut menceritakannya maka nabi Adam berkata, “cukup… cukup…”
Kemudian orang-orang berteriak dan mereka berkata : “wahai Aba ishaq (maksudnya ka’bul akhbar) semoga Allah merahmatimu, ceritakan kepada kami bagaimana iblis merasakan maut”.
lalu ka’b tidak mau mengatakannya. Namun mereka meminta dengan sangat kepadanya, akhirnya ka’b pun bercerita : ” kisahnya, ketika dunia telah berakhir dan dekat dengan tiupan sangkakala, manusia pada berdiri di pasar-pasar, mereka saling berdebat, berjual beli dan saling ngobrol, tiba-tiba ada suara yang keras yang membuat pingsang setengah makhluk dan mereka tidak sadar sampai 3 hari, sedangkan setengah makhluk yang lain dari manusia mereka kehilangan akalnya dan tetap dalam keadaan bingung,mereka berdiri di atas kaki-kaki mereka bagaikan kambing yang ketakutan ketika melihat hewan buas.
Ketika mereka dalam keadaan tersebut tiba-tiba ada suara yang keras di antara langit dan bumi, suaranya sangat keras seperti suara petir yang menyambar, maka tidak ada tersisa seorangpun di dunia kecuali mereka mati. maka musnahlah dunia. tidak ada anak adam, tidak ada jin, tidak ada setan, tidak ada hewan liar dan tidak ada hewan melata. inilah waktu menunggu yang sudah ditentukan yaitu waktu yang sebelumnya sudah dijanjikan antara Allah ta’ala dengan iblis.
Kemudian Allah azza wajalla berkata kepada malaikat maut : “sesungguhnya Aku telah menciptakan untukmu teman-teman yang menolongmu sebanyak hitungan makhluk awwal dan makhluk akhir dan Kujadikan kepadamu kekuatan penduduk langit dan penduduk bumi, dan sesungguhnya Aku hari ini memakaikan mu pakaian kemurkaan dan kebencian semua pahitnya maut makhluk awal dan makhluk akhir dari jin dan manusia berlipat ganda. Dan ada bersamamu 70.000 malaikat zabaniyah yang telah dipenuhi dengan kemarahan dan kemurkaan, dan bersama satu malaikat zabaniyah ada belenggu dari belenggunya neraka ladho dan tariklah baunya yang bacin dengan 70.000 anjing dari anjing-anjingnya neraka ladho, panggillah malaikat Malik agar membuka pintu-pintu neraka.”
Kemudian malaikat maut turun dengan bentuk yang jika penduduk langit tujuh dan bumi tujuh melihatnya maka mereka semua akan lebur sebab takut melihat malaikat maut. ketika malaikat maut sampai kepada iblis dan membentaknya dengan sebuah bentakan, tiba-tiba iblis pingsan dan iblis mendengus dengan dengusan jikalau penduduk timur dan barat mendengarnya maka mereka pingsan sebab dengusan iblis.
Malaikat maut berkata : “diamlah wahai makhluk yang buruk, aku akan menimpakan kematian hari ini dengan rasa sakit berlipat hitungan orang-orang yang telah kau sesatkan, berapa banyak umur yang telah kau temui dan berapa banyak qurun yang kau sesatkan. berapa banyak teman bagimu di dalam neraka jahim menemanimu, ini adalah waktu yang telah ditentukan yang ada di antara kamu dan Tuhanmu.”
“Kemana kamu akan lari wahai iblis”, kata malaikat maut
Iblis berlari ke timur, ternyata di sana ada malaikat maut di depannya, kemudian iblis menyelam ke dalam lautan dan di sana juga ada malaikat maut, kemudian lautan melemparkan iblis karena laut tidak mau menerimanya. Iblis terus menerus berlari di bumi dan tidak ada tempat berlari tidak ada tempat kembali dan tidak ada tempat keselamatan bagi iblis.
Kemudian iblis berdiri di tengah dunia di samping kuburan nabi Adam dan berkata : “Wahai adam, sebab kamu aku berubah menjadi terkaknat, andai saja engkau tidak diciptakan…”
Kemudian iblis bertanya kepada malaikat maut : “Dengan gelas apa kau memberikan minum kepadaku ?(maksudnya : dengan siksaan apa engkau mencabut nyawaku.)“
Malaikat maut berkata : “dengan gelasnya penduduk neraka ladho, (maksudnya serupa dengan siksaan penduduk neraka ladho,) dan dengan gelasnya penduduk neraka saqor, dengan gelasnya penduduk neraka jahim bahkan berlipat ganda.”
iblis berguling guling di tanah sekali dan beteriak sekali, dia berlari dari timur ke barat sekali dan dari barat ketimur sekali hingga dia sampai ketempat pertama kali dia turun di hari dia di laknat, dan disana sudah ada malaikat zabaniah bersama para anjing-anjingnya, maka jadilah bumi bagaikan bara api yang dikepung oleh malaikat zabaniyah, kemudian malaikat zabaniah menyiksa iblis dengan gigitan anjingnya dan jadilah iblis dalam keadaan cabut nyawa dan siksaan sampai apa yang dikehendaki oleh Allah.
Dikatakan kepada nabi Adam dan Hawa : “lihatlah musuh kalian berdua pada hari ini, dan lihatlah apa yang turun kepadanya, bagaimana dia merasakan maut.”
Kemudian Adam dan Hawa melihatnya, ketika telah melihat apa yang terjadi dari siksaan maut yang berat keduanya berkata : “wahai Tuhan kami, Engkau telah menyempurnakan nikmat kepada kami.”
Wallahu a’lam.
(kaiffa)
Redaksi kitab Tambihul Ghofilin, :
قَالَ الْفَقِيهُ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ حَدَّثَنَا أَبِي رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُوسَى بْنُ رَجَاءٍ ، رَفَعَهُ إِلَى أَحْنَفَ بْنِ قَيْسٍ , قَالَ : وَأَنَا أُرِيدُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ ، فَإِذَا قَدِمْتُ الْمَدِينَةَ أَنَا بِحَلْقَةٍ عَظِيمَةٍ ، فَإِذَا بِكَعْبِ الْأَحْبَارِ يُحَدِّثُ النَّاسَ ، وَيَقُولُ : ” لَمَّا حَضَرَ آدَمَ قَالَ : يَا رَبُّ سَيَشْمَتُ بِي عَدُوِّي إِذَا رَآنِي مَيِّتًا ، وَهُوَ مُنْظَرٌ إِلَى الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ ، فَقِيلَ لَهُ : يَا آدَمُ إِنَّكَ تَرِدُ الْجَنَّةَ ، وَيُؤَخَّرُ الْمَلْعُونُ إِلَى النَّظْرَةِ ، لِيَذُوقَ بِعَدَدِ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ أَلَمَ الْمَوْتِ ،
ثُمَّ قَالَ آدَمُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ لِمَلَكِ الْمَوْتِ : صِفْ لِي كَيْفَ تُذِيقُهُ الْمَوْتَ ، فَلَمَّا وَصَفَهُ قَالَ آدَمُ : رَبِّ حَسْبِي حَسْبِي ، فَضَجَّ النَّاسُ ، وَقَالُوا : يَا أَبَا إِسْحَاقَ يَرْحَمُكَ اللَّهُ حَدِّثْنَا كَيْفَ يَذُوقُ الْمَوْتَ ، فَأَبَى أَنْ يَقُولَ : فَأَلَحُّوا عَلَيْهِ ، فَقَالَ : إِنَّهُ إِذَا كَانَ آخِرُ الدُّنْيَا وَقَرُبَتِ النَّفْخَةُ فَإِذَا النَّاسُ قِيَامٌ فِي أَسْوَاقِهِمْ وَهُمْ يَتَخَاصَمُونَ وَيَتَّجِرُونَ وَيَتَحَدَّثُونَ إِذَا هُمْ بِهَدَّةٍ عَظِيمَةٍ يُصْعَقُ فِيهَا نِصْفُ الْخَلَائِقِ ، فَلَا يُفِيقُونَ مِنْهَا مِقْدَارَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ ، وَالنِّصْفُ الْبَاقِي مِنَ النَّاسِ تُذْهَلُ عُقُولُهُمْ فَيَبْقَوْنَ مُدْهَشِينَ ، قِيَامًا عَلَى أَرْجُلِهِمْ كَالْغَنَمِ الْفَزِعَةِ حِينَ تَرَى سَبْعًا ، فَبَيْنَمَا النَّاسُ فِي هَذَا الْهَوْلِ إِذَا هُمْ بِهَدَّةٍ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ غَلِيظَةٍ كَصَوْتِ الرَّعْدِ الْقَاصِفِ ، فَلَا يَبْقَى عَلَى ظَهْرِهَا أَحَدٌ إِلَّا مَاتَ فَتَفْنَى الدُّنْيَا وَلَا يَبْقَى آدَمِيٌّ ، وَلَا جِنِّيٌّ ، وَلَا شَيْطَانٌ ، وَلَا وَحْشٌ ، وَلَا دَابَّةٌ ، فَهَذِهِ النَّظْرَةُ الْمَعْلُومَةُ الَّتِي كَانَتْ بَيْنَ اللَّهِ تَعَالَى ، وَبَيْنَ إِبْلِيسَ ،
ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لِمَلَكِ الْمَوْتِ : إِنِّي خَلَقْتُ لَكَ بِعَدَدِ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ أَعْوَانًا وَجَعَلْتُ فِيكَ قُوَّةَ أَهْلِ السَّمَوَاتِ وَأَهْلِ الْأَرْضِ ، وَإِنِّي أُلْبِسُكَ الْيَوْمَ أَثْوَابَ الْغَضَبِ وَالسَّخَطِ كُلَّهَا الْمَوْتُ مَرَارَةُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً ، وَلْيَكُنْ مَعَكَ مِنَ الزَّبَانِيَةِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ قَدِ امْتَلَأُوا غَيْظًا وَغَضَبًا ، وَلْيَكُنْ مَعَ كُلِّ زَبَانِيَةٍ سِلْسِلَةٌ مِنْ سَلَاسِلِ لَظَى ، وَانْزَعْ رُوحَهُ الْمُنْتِنَ بِسَبْعِينَ أَلْفِ كَلَّابَةٍ مِنْ كَلَالِيبِ لَظَى وَنَادِ مَالِكًا لِيَفْتَحَ أَبْوَابَ النِّيرَانِ
يَنْزِلَ مَلَكُ الْمَوْتِ بِصُورَةٍ لَوْ نَظَرَ إِلَيْهِ أَهْلُ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ وَالْأَرْضِينَ السَّبْعِ لَذَابُوا كُلُّهُمْ مِنْ هَوْلِ رُؤْيَةِ مَلَكِ الْمَوْتِ ، فَإِذَا انْتَهَى إِلَى إِبْلِيسَ وَزَجَرَهُ زَجْرَةً إِذْ هُوَ صُعِقَ مِنْهَا ، وَنُخِرَ نَخْرَةً لَوْ سَمِعَهُ أَهْلُ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَصُعِقُوا مِنْ تِلْكَ النَّخْرَةِ وَمَلَكُ الْمَوْتِ يَقُولُ : قِفْ يَا خَبِيثُ لَأُذِيقَنَّكَ الْيَوْمَ الْمَوْتَ بِعَدَدِ مَنْ أَغْوَيْتَ ، كَمْ مِنْ عُمْرٍ أَدْرَكْتَهُ وَكَمْ مِنْ قُرُونٍ أَضْلَلْتَ ، وَكَمْ مِنْ قُرَنَاءَ لَكَ بِسَوَاءِ الْجَحِيمِ يُقَارِنُوكَ ، وَهَذَا الْوَقْتُ الْمَعْلُومُ الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَ رَبِّكَ ،
وَإِلَى أَيْنَ تَهْرَبُ فَيَهْرَبُ الشَّيْطَانُ إِلَى الْمَشْرِقِ ، فَإِذَا هُوَ بِمَلَكِ الْمَوْتِ بَيْنَ عَيْنَيْهِ فَيَغَوصُ فِي الْبِحَارِ ، فَإِذَا هُوَ بِمَلَكِ الْمَوْتِ فَتَرْمِيهِ الْبِحَارُ فَلَا تَقْبَلُهُ فَلَا يَزَالُ يَهْرُبُ فِي الْأَرْضِ وَلَا مَحِيصَ وَلَا مَلْجَأَ لَهُ وَلَا مَنْجَا ، ثُمَّ يَقُومُ فِي وَسَطِ الدُّنْيَا عِنْدَ قَبْرِ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ ، وَيَقُولُ : مِنْ أَجْلِكَ يَا آدَمُ حُوِّلْتُ مَلْعُونًا رَجِيمًا فَيَا لَيْتَكَ لَمْ تُخْلَقْ ،
فَيَقُولُ لِمَلَكِ الْمَوْتِ : بِأَيِّ كَأْسٍ تَسْقِينِي ؟ يَعْنِي بِأَيِّ عَذَابٍ تَقْبِضُ رُوحِي ، فَيَقُولُ مَلَكُ الْمَوْتِ : بِكَأْسِ أَهْلِ لَظَى يَعْنِي مِثْلَ عَذَابِ أَهْلِ النَّارِ ، وَبِكَأْسِ أَهْلِ سَقَرَ ، وَبِكَأْسِ أَهْلِ الْجَحِيمِ أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً ، قَالَ : وَإِبْلِيسُ يَتَمَرَّغُ فِي التُّرَابِ مَرَّةً ، وَيَصِيحُ أُخْرَى ، وَيَهْرَبُ مَرَّةً مِنَ الْمَشْرِقِ إِلَى الْمَغْرِبِ وَمِنَ الْمَغْرِبِ إِلَى الْمَشْرِقِ حَتَّى إِذَا كَانَ فِي الْمَوْضِعِ الَّذِي أُهْبِطَ فِيهِ يَوْمَ لُعِنَ ، وَقَدْ نَصَبَتْ لَهُ الزَّبَانِيَةُ الْكَلَالِيبَ ، وَصَارَتِ الْأَرْضُ كَالْجَمْرَةِ وَتَحْتَوِشُهُ الزَّبَانِيَةُ ، فَيَطْعَنُونَهُ بِالْكَلَالِيبِ ، فَيَكُونُ فِي النِّزَاعِ وَالْعَذَابِ إِلَى مَا شَاءَ اللَّهُ ، وَيُقَالُ لِآدَمَ وَحَوَّاءَ : اطَّلِعَا الْيَوْمَ عَلى عَدُوِّكُمَا ، وَانْظُرَا مَا نَزَلَ بِهِ كَيْفَ يَذُوقُ الْمَوْتَ ، فَيَطَّلِعَانِ ، فَإِذَا نَظَرَا إِلَى مَا هُوَ فِيهِ مِنْ شِدَّةِ الْعَذَابِ وَالْمَوْتِ قَالَا : رَبَّنَا قَدْ أَتْمَمْتَ عَلَيْنَا النِّعْمَةَ .