KWAGEAN

Puasa ‘Arofah dan Tarwiyah

            Dalam mendekatkan diri kepada Allah, ada banyak sekali cara-cara yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah dengan menjalankan ibadah-ibadah sunah seperti puasa. Puasa sendiri adalah ibadah yang lebih efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah karena puasa bisa melatih diri, melemahkan nafsu, menerangi hati dan melatih anggota tubuh agar tidak bermaksiat sehingga giat beribadah kepada Allah.

            Bagi orang puasa mendapatkan tiga kenikmatan; pertama,ketika berbuka. Kedua, bertemu Allah di surga. Ketiga, Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum daripada bau minyak misik disisi Allah.

            Diterangkan dalam kitab shohih bukhori muslim, bahwasanya orang yang berpuasa akan diajuhkan dari neraka:

  من صام يوما في سبيل الله باعد الله وجهه عن النار سبعين خريفا

“barang siapa berpuasa satu hari dengan ihklas karena Allah, maka Allah menjauhkannya dari neraka sejauh perjalanan 70 tahun”.

            Puasa Sunah Terbagi Menjadi 3 Macam ; pertama, Tahunan (berulang dengan berulangnya tahun), seperti puasa ‘Arofah, ‘Asyuro, Tasyu’a dan puasa 6 harinya bulan Syawal. Kedua, Bulanan (berulang dengan berulangnya bulan), seperti puasa hari-hari putih (ayyamul bid) tanggal 13, 14 dan 15 tiap bulan. Ketiga, Mingguan (berulang dengan berulangnya minggu), yaitu puasa hari Senin dan Kamis.

            Puasa Arofah, yang tergolong pada puasa sunah tahunan, disunahkan melakukannya pada hari Arafah, yakni tanggal 9 Dzulhijah. Puasa Arafah sendiri adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari tersebut. Puasa ini sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa-puasa lainnya.

            Keutamaan Puasa Arofah adalah dapat menghapus dosa-dosa kecil (dosa-dosa yang tidak berhubungan dengan hak adami) setahun yang berlalu dan setahun yang akan datang. Seperti yang diterangkan dalam hadist Rasulullah Saw.,

من صام يوم عرفة غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر

“barang siapa berpuasa hari arafah maka diampuni dosa-dosanya yang berlalu dan yang akan datang”

Para ulama menambahkan adanya kesunnahan puasa Tarwiyah yang dilaksanakan pada hari Tarwiyah, yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini didasarkan pada satu redaksi hadits lain,

صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين (أبو الشيخ) ابن حبان (في) كتاب (الثواب) على الأعمال (وابن النجار) في تاريخه (عن ابن عباس(

 “Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa dua tahun.” (Diriwayatkan oleh Abusy Syaikh dan Ibnu An Najjar dari Ibnu ‘Abbas.)

Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun. Dikatakan bahwa hadits ini dloif (tidak kuat riwayatnya) namun para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dloif sekalipun sebatas hadits itu diamalkan dalam kerangka fadla’ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.

Selain itu, memang pada hari-hari pada sepuluh awal bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa untuk menjalankan ibadah seperti puasa. Abnu Abbas RA meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ أيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهَا أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِيْ أَياَّمُ اْلعُشْرِ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ! وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ؟ قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهُ فَلَمْ يَرْجِعُ مِنْ ذَلِكَ شَيْءٌ

“Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: Ya Rasulallah, walaupun jihad di jalan Allah? Rasulullah bersabda: Walau jihad pada jalan Allah, kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya atau menjadi syahid.”(HR Bukhari).

 

 

(az)