KWAGEAN

Belajar Dari Perampok

Alkisah…

pada suatu hari ada seorang pemuda yang memiliki hasrat menggebu dalam mencari ilmu, bertahun-tahun ia mengembara mengumpulkan pengetahuan, berpindah dari satu guru ke guru yang lain untuk menghilangkan kebodohan. Pemuda itu rajin mencatat setiap keterangan dari ilmu-ilmu yang disampaikan sang guru, hingga ia memiliki buku catatan yang amat tebal karena sudah lebih dari tiga tahun pemuda itu mengais ilmu.

Proses memang tak pernah menghianati hasil, lelaki muda yang sudah tak memiliki ayah itu semakin pandai dan cerdas lantaran catatan tebal yang ia peroleh dari berbagai guru itu terus dalam dekapannya. Berbagai masalah mampu ia uraikan dengan melihat catatannya itu.

Hingga pada suatu ketika, catatan berharga yang telah ia kumpulkan susah payah bertahun-tahun itu rusak karena dihadang oleh sekawanan perampok. Dalam kejadian itu ketua perampok mengambil semua barang berharga dari tiap orang-orang yang lewat, karena pemuda ini hanya memiliki catatan tebal dalam dekapannya, ketua perampok pun kesal dan merobek catatan ilmu itu, sang pemuda dengan sekuat tenaga mempertahankannya dan mengatakan jujur bahwa buku catatan itu hanya sekedar tulisan pelajaran yang ia dapat dari berbagai guru.
Ketua perampok pun semakin kesal karena ia tak mendapatkan barang yang bernilai maka dirusaklah catatan itu sambil berkata “baiklah, jadi kalau buku ini aku rusak maka ilmu mu akan hilang?”. Setelah puas merusak komplotan perampok jalananan itupun segera pergi menghilang.

Kejadian itu tidak lantas membuat sang pemuda berputus asa, ia pun merenung bertafakkur dan mengambil hikmah dari hal yang menimpanya. Ia tetap berprasangka baik terhadap Allah bahwa kawanan perampok itu memang sengaja diutus oleh Allah untuk menyadarkan dirinya.

Akhirnya sang pemuda pun bertekad untuk tidak hanya mencatat setiap ilmu yang ia dapat, melainkan ia juga harus menghafal semua keterangan-keterangan dari setiap pelajaran yang ia dapat.

Pemuda itu bernama Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Filusuf yang memiliki pengaruh besar dalam dunia islam maupun non islam. Salah satu karyanya yang sampai saat ini tetap menjadi kajian di berbagai dunia adalah Ihya’ Ulumiddin. (awp)