Maqolah ke 48, diceritakan dari Wahb bin Munabbih Al-yamaniy ra ; Tertulis dalam kitab Taurat “seseorang yang sangat mencintai dunia (tamak) dan berusaha mendapatkan sesuatu yang ia inginkan secara mati-matian, justru ia adalah orang yang kehilangan sesuatu tersebut walaupun ia memiliki segala harta dunia. Dan orang yang taat kepada Allah, ia akan ditaati oleh semua manusia meskipun ia budak. Sedangkan orang yang Qana’ah (menerima dan ridho dengan pembagian Allah) ia adalah orang kaya walaupun ia dalam keadaan lapar”.
Dikisahkan seorang perempuan melarikan diri dari tawanan orang-orang kafir. Ia berjalan sejauh 200 farsakh (±1075 km) dengan tidak makan apapun. Ketika ia ditanya bagaimana engkau kuat melakukan hal itu? Ia pun menjawab “ketika saya lapar, saya akan membaca surat Al-Ikhlas tiga kali, maka saya pun kenyang”
Roma kyai Abdul Hanan Ma’shum mengisahkan masa mudanya, suatu ketika beliau diajak ngarit(mencari rumput) oleh Mbah kholil (bukan KH. Kholil bangkalan) yang masih kerabat Romo Kyai. Saat itu romo kyai melihat mbah Kholil mengunyah dedaunan. Romo kyai yang melihat hal itu pun heran lalu bertanya “Niku nopo enak, Mbah? (itu apa enak mbah)”. Mbah kholil menjawab “yo ora enak, nang. Urip neng ndunyo ki ora suwe, mangan ngeneki wes cukup (ya tidak enak. Hidup di dunia tidak lama, makan ini saja sudah cukup)”. Setelah kejadian itu romo kyai pun diberi amalan oleh Mbah Kholil “nek awakmu pingin betah luwe, amalno : يَا صَمَدُ مِنْ غَيْرِ شَبِيْهٍ وَلَاشَيْئٌ كَمِثْلِهِ , diwoco bolak-balek (jika kamu ingin tahan lapar, bacalah amalan ini يا صمد من غير شبيه ولاشيئ كمثله ).
Maqolah ke 49, sebagian ulama’ hikmah ra. Berkata :
مَنْ عَرَفَ اللهَ لَمْ يَكُنْ لَهُ مَعَ الْخَلْقِ لَذَّةٌ , وَمَنْ عَرَفَ الْدُنْيَا لَمْ يَكُنْ لَهُ فِيْهَا رَغْبَةٌ , وَمَنْ عَرَفَ عَدْلَ اللهِ تَعَالَى لَمْ يَتَقَدَّمْ إِلَيْهِ الْخُصُمَاءُ
Barang siapa mengenal Allah maka ia tidak akan merasakan kenikmatan bersama mahluk (karena ia hanya cinta kepada Allah), barang siapa mengetahui dunia (yang rusak dan fana) maka dia tidak akan tamak terhadapnya, (ia akan lebih memilih akhirat dan beramal untuknya). Barang siapa memahami keadilan Allah maka ia tidak akan di datangi musuh (sebab ia telah meninggalkan pertikaian).
Seperti yang dikatakan Syeh Hasan, “barang siapa mengenal Allah maka ia akan mencintai-Nya. Dan barang siapa mengenal kefanaan dunia maka ia akan membencinya”.
Imam syafi’i berkata dalam syairnya:
“Dunia ibarat bangkai yang membusuk
Ia di krubungi anjing yang bermaksud memakannya
Apabila engkau menjauhi dunia
Maka engkau akan selamat dari orang-orang yang cinta dunia.
Dan jika engkau mendekatinya maka engkau akan diseret oleh dunia”
kwagean, 24 muharom 1438 H