KWAGEAN

TAHUN BARU HIJRIYYAH

TAHUN BARU HIJRIYYAH

                Tahun baru Hijriyyah adalah perputaran tahun yang dihitung berdasarkan peredaran Bulan. Istilah tahun Hijriyyah ini dimulai sejak zaman Kholifah ‘Umar bin Khotthob (634-644 M). Namun bilangan tahun terhitung sejak hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah, dengan maksud untuk mengenang tahun terjadinya peristiwa hijrah yang bersejarah itu.

KEUTAMAAN BULAN MUHARRAM

                Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyyah. Bulan ini adalah bulan yang mulia yang termasuk dalam 4 bulan yang diterangkan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 36:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللهِ اِثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَابِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّموَاتِ وَاْلأَرْضَ مِنْهَا اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ * ذلِكَ الدِّيْنُ اْلقَيِّمُ* فَلَا تَظْلِوُا فِيْهِنَّ أَنْفُسَكُمْ* وَقَاتِلُوا اْلمُشْرِكِيْنَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَافَّةً * وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ مَعَ اْلمُتَّقِيْنَ*

 

“Artinya: sesungguhnya bilangan bulan disisi Allah SWT ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan Langit dan Bumi, di antara empat bulan haram (bulan Dzulqo’idah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dirimu dalam empat bulan mulia itu dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kalian semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa”. (At-taubah: 9:36)

               

Sebagaimana dirilis oleh Al-Imam Al-Ghazzaly bahwa yang dimaksud empat bulan yang mulia ialah : Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab. Sedang empat bulan yang mempunyai keutamaan ialah: Dzul Hijjah, Muharram, Rajab, dan Sya’ban.

 

Amalan di bulan Muharram

1.       Doa awal tahun

بسم الله الرحمن الرحيــــــــم, الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعلَمِيْنَ, اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمِّدٍ صَلاَةً تَمْلَأُ خَزَائِنَ اللهِ نُوْرًا, وَتَكُوْنُ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ فَرَجًا وَفَرَحًا وَسُرُوْرًا, وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. اللّهُمَّ اَنْتَ اْلأَبَدِيُّ اْلقَدِيْمُ اْلَأَوَلُ, وَعَلَى فَضْلِكَ اْلعَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ اْلعَمِيْمِ اْلمُعَوَّلُ. وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ, نَسْأَلُكَ اْلعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ, وَاْلعَوْنَ عَلى هَذِهِ النَّفْسِ اْلأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ, وَالإِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنَا إِلَيْكَ زُلْفَى, يَا ذَا اْلجَلَالِ وَاْلإِكْرَامِ. وَصَلَّى اللهُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم  3x

                        Faidahnya: “ Selamat dari gangguan Setan dan akan dijaga oleh dua Malaikat dari gangguan Setan dan para pengikutnya.”

2.      Membaca Ayat Kursi 360 kali pada tanggal 1 Muharram. (setiap satu kali diawali dengan basmalah), dan setelah membaca Ayat Kursi ditambah dengan Doa berikut ini;

اللهُمَّ يَا مُحَوِّلَ اْلأَحْوَالِ, حَوِّلْ حَالِيْ إِلَى أَحْسَنِ اْلأَحْوَالِ, بِحَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ يَا عَزِيْزُ يَا مُتَعَالُ . وَصَلَّى اللهُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Faidahnya: Menjadi benteng yang kuat dari setan dan segala hal yang tidak diinginkan di sepanjang tahun itu.

 

Al-Kisah

Diceritakan langsung oleh Hujjatul Islam, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghazzaly, ”Suatu ketika aku melaksanakan thowaf di Baitul Haram Makkah, tepatnya pada tanggal 1 Muharram tahun baru Hijriyyah. Kemudian terbesit dalam benakku ingin bertemu dengan Nabiyullah Khodir ‘Alaihissalam. Kemudian aku mendapat ilham dari Allah atas rahmatnya akan suatu bacaan do’a agar bisa bertemu dengan Nabiyullah Khodir ‘Alaihissalam. Namun sebelum do’a itu selesai kubaca, nampaklah seorang yang mulia –Nabiyullah Khodir ‘Alaihissalam– di tempat thowaf. Kemudian segeralah aku berthowaf bersama Beliau, aku melakukan sebagaimana yang Beliau lakukan, dan aku baca sebagaimana yang Beliau baca hingga selesai. Kemudian aku duduk menghadap Ka’bah. Tak lama kemudian Beliau menoleh kepadaku seraya berkata,” Hai Muhammad! Apa yang membuatmu memohon kepada Allah agar bertemu denganku pada hari ini di tanah Haram?”. Aku segera menjawabnya,” Wahai Tuanku! Hari ini adalah hari tahun baru Hijriyyah. Aku ingin mengikutimu. Aku ingin menyambutmu dengan ibadahmu dan tadlorru’mu”. Beliau pun menyahutku,” Oh ya. Sekarang sholatlah dengan sempurna “. Kemudian aku melakukan sholat seperti apa yang Beliau perintahkan. “ sekarang berdo’alah kepada Allah dengan do’a dari Rasulullah yang mengumpulkan segala kebaikan dan keberkahan ini!” tambah Beliau seusai selasai sholatku. Dan inilah do’anya:

 

الدُّعَاءُ الْمَأْثُوْرُ الْجَامِعُ لِلْخَيْرَاتِ وَاْلبَرَكَاتِ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. اللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِكَ أَنْ تُصَلِّيَّ وَ تُسَلِّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مَحَمَّدٍ وَعَلَى سَائِرِالأَنْبِياَءِ وَالْمُرسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِمْ وَصَحْبِهِمْ أَجْمَعِيْنَ. وَأَنْ تَغْفِرَ لِيْ مَا مَضَى وَتَحْفَظَنِيْ فِيْمَا بَقِيَ يَا أَرْحَمَ الْرَاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ هَذِهِ سَّنَةٌ جَدِيُدَةٌ مُقْبِلَةٌ لَمْ أَعْمَلْ فِي ابْتِدَائِهَا عَمَلًا يُقَرِّبُنِيْ اِلَيْكَ زُلْفَى غَيْرَ تَضَرُّعِيْ اِلَيْكَ, فَأَسْأَلُكَ أَنْ تُوَفِّقَنِيْ لِمَا تُرْضِيْكَ عَنِّيْ مِنَ الْقِيَامِ بِمَا لَكَ عَلَيَّ مِنْ طَاعَتِكَ . وَأَلْزَمْتَنِيَ الْإِخْلَاصَ فِيْهْ لِوَجْهِكَ الْكَرِيْمِ فِيْ عِبَادَتِكَ . وَأَسْأَلُكَ إِتْمَامَ ذَلِكَ عَلَيَّ بِفَضْلِكَ وَرَحْمَتِكَ.                                                                                                   

3.      Do’a harian dalam 10 hari pertama di bulan Muharram.

Faidahnya: agar terjaga dari gangguan setan dalam satu tahun.

 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ الحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعالَمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اَللَّهُمَّ إِنَّكَ قَدِيْمٌ وَهَذَا الْعَامُ جَدِيْدٌ قَدْ اَقْبَلَ وَسَنَةٌ جَدِيْدَةٌ قَدْ اَقْبَلَتْ نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَنَسْتَكْفِيْكَ فَوَاتَهَا وَشُغْلَهَا , فَارْزُقْنَا الْعِصْمَةَ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ , اَللَّهُمَّ اِنَّكَ سَلَطْتَ عَلَيْنَا عَدُوًّا بَصِيْرًا بِعُيُوْبِنَا, وَمُطَلِّعًا عَلَى عَوْرَاتِنَا, مِنْ بَيْنِ أَيْدِيْنَا وَمِنْ خَلْفِنَا, وَعَنْ أَيْمَانِنَا وَعَنْ شَمَائِلِنَا, يَرَانَا هَوَ وَقَبِيْلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا نَرَاهُمْ, اَللَّهُمَّ آيِسْهُ مِنَّا كَمَا آيِسْتَهُ مِنْ رَحْمَتِكَ, وَقَنِّطْهُ مِنَّا كَمَا قَنِّطْتَهُ مِنْ عَفْوِكَ, وَبَاعِدْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ كَمَا حُلْتَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ مَغْفْرَتِكَ, إِنَّكَ قَاِدِرٌ عَلَى ذَلِكَ, وَاَنْتَ الْفَعَّالُ لِمَا تُرِيْدُ, وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلّمَ…                                                                      

(3 kali)

4.      Berpuasa tanggal 1 Muharram.

Disunnahkan berpuasa pada tanggal 1 Muharram sebagaimana anjuran Rasulullah SAW dalam haditsnya. Demikian pula pada hari-hari setelahnya. Berikut kutipan hadits-hadits Beliau:

 

رُوِيَ عَنْ حَفْصَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : مَنْ صَامَ آخِرَيَوْمٍ مِنْ ذِيْ الْحِجَّةِ وَأَوَّلِ يَوْمٍ مِنَ الْمُحَرَّمِ جَعَلَهُ اللهُ تَعَالَى لَهُ كَفَّارَةَ خَمْسِيْنَ سَنَةً. وَصَوْمُ يَوْمٍ مِنَ الْمُحَرَّمِ بِصَوْمِ ثَلَاثِيْنَ يَوْمًا.

Diceritakan dari Sayyidah Hafshoh r.a. dari Rasulullah SAW bahwasanya Beliau bersabda,” Barangsiapa berpuasa pada hari terakhir dari bulan Dzulhijjah dan hari pertama dari bulan Muharram, maka Allah SWT menjadikan (puasa)nya itu sebagai pelebur (dosa) selama 50 tahun. Dan puasa sehari di bulan Muharram sama dengan puasa tiga puluh hari di bulan selainnya.”

 

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمِ.

Rasulullah SAW bersabda,” Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadlon adalah puasa di bulan Muharram”.

 

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : صَوْمُ يَوْمٍ مِنْ شَهْرِ حَرَامٍ أَفْضَلُ مِنْ ثَلَاثِيْنَ مِنْ غَيْرِهِ وَصَوْمُ يَوْمٍ مِنْ رَمَضَانَ أَفْضَلُ مِنْ ثَلَاثِيْنَ مِنْ شَهْرِ حَرَامٍ.

Rasulullah SAW bersabda,” Puasa satu hari di bulan Muharram itu lebih utama daripada puasa 30 hari di bulan lainnya, dan puasa satu hari di bulan Ramadlon itu lebih utama daripada puasa 30 hari di bulan Muharram”.

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أّنَّهُ قَالَ : مَنْ صَامَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ شَهْرِ حَرَامٍ الْخَمِيْسَ وَالْجُمْعَةَ وَالسَّبْتَ كَتَبَ اللهُ لَهُ عِبَادَةَ سَبْعِمِائَةِ عَامٍ

Diceritakan dari Rasulllah SAW, bahwasanya Beliau berkata,” Barangsiapa berpuasa tiga hari di bulan Muharram, yakni hari Kamis, Jum’at dan Sabtu, maka Allah SWT mencatatnya seperti ibadah 700 tahun”.

Dan dalam riwayat lain dikatakan,” setiap hari ditullis seperti ibadah 900 tahun.”

 

5.      Menulis ‘Azimat

a.      Keistimewaan Basmalah

بسم الله الرحمن الرحيم

Barangsiapa menulis lafad Basmalah pada tanggal 1 Muharram sebanyak 113x, maka orang yang membawanya akan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan pada diri sendiri atau keluarganya selama hidup. Dan terbebas dari kejahatan Hakim yang dlolim.

b.      ‘Azimat Menolak Serangga

Barangsiapa menulis ayat berikut ini pada tanggal 1 Muharram pada kertas, kemudian merendamnya dengan air dan memercikkannya pada sudut-sudut rumah atau kamar, maka amanlah dari segala bentuk serangga. Ayatnya yaitu:

 

أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَّأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَآئِمُوْنَ. أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَّأْتِيَهُمْ وَهُمْ يَلْعَبُوْنَ. أَفَأَمِنُوْا مَكْرَ اللهِ فَلَا يَأَمَنُ مَكْرَ اللهِ إِلَّاَ الْقَوْمُ الْخَاسِرُوْنَ.

 

HARI ‘ASYURO’

(10 Muharram)

‘Asyuro’ berasal dari kata ‘asyr (عَشْرٌ) yang berarti sepuluh. ‘Asyuro’ berarti malam kesepuluh. Dan kemudian diistilahkan menjadi hari kesepuluh dari bulan Muharram. Dan hari kesembilan disebut Tasu’a.

 

Amalan di Hari ‘Asyuro’

1)      Wirid dan Do’a ‘Asyuro’

Pada hari ‘Asyuro’ membaca حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ, نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ sebanyak 70 kali. Setelah itu membaca do’a di bawah ini sebanyak 7 kali.

دُعَاءُ عَاشُرَاءَ

بسم الله الرحمن الرحيم. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. سُبْحَانَ اللهِ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ, لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنَ اللهِ إِلَّاَ إِلَيْهِ, سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَآمَّاتِ كُلِّهَا, نَسْأَلُكَ السَّلَا مَةَ كُلَّهَا بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ, وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلّاَ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَهُوَ حَسْبُنَا وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ, نِعمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.                                                                                 

Faidahnya:

1.      Terhindar dari hal-hal yang buruk pada tahun tersebut.

2.      Tidak akan mati pada tahun tersebut. Apabila seseorang telah dekat dengan ajalnya, maka ia tidak akan diberi pertolongan untuk membaca do’a ini.

Catatan: Al-Imam Quthb ad-Din al-Hanafi an-Nahrowani mensyaratkan, bahwa untuk mendapatkan faidah-faidah di atas harus dengan:

          Sholat dua rakaat dahulu

          Berdo’a dengan khusyu’ dan menghadap kiblat

          Do’a dibaca 10 kali, dan setiap selesai membaca satu kali agar meniupkan pada badan. Dan bila ditiupkan pada orang lain, maka orang itu tidak akan mati pada tahun tersebut.

2)      Puasa Hari ‘Asyuro’

Diceritakan dari shahabat Ibnu ‘Abbas r.a, beliau berkata,” Ketika Rasulullah datang ke Madinah, beliau melihat orang Yahudi yang sedang berpuasa pada hari ‘Asyuro. Kemudian Rasulullah SAW bertanya kepadanya,” Hari apa ini?” Mereka pun menjawab,“ Hari ini adalah hari yang baik, hari dimana Allah SWT menyelamatkan kaum Bani Israil dari musuhnya, kemudian Nabi Musa berpuasa pada hari itu”. Rasulullah menanggapi seraya berkata,” Aku lebih berhak daripada kalian”. Kemudian Rasulullah berpuasa pada hari itu – dalam suatu riwayat karena mengagungkan Nabi Musa- dan memerintahkan para Shahabat agar berpuasa. Puasa ‘Asyuro ini disyari’atkan sejak awal tahun kedua Hijriyyah.

Suatu hadits diriwayatkan Imam Muslim dari jalur Abi Qhatadah dari Rasulullah SAW. beliau bersabda:

إِنَّ صَوْمَ يَوْمِ عَاشُوْراءَ يُكَفِّرُ سَنَةً وَصَوْمَ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ.

“ Puasa Hari ‘Asyuro (10 Muharrom) menghapus dosa satu tahun dan puasa ‘Arafah (9 Dzulhijjah) menghapus dosa dua tahun.

Di samping disunnahkan dalam melakukan puasa ‘Asyuro ini, juga disunnahkan berpuasa pada hari Tasu’a (9 Muharrom).

وَقَالَ الْعِراقِيُّ وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَّصُوْمَ مَعَهُ التَّاسِعَ مِنْهُ لِمَا رُوِيَ أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَإِنْ عِشْتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُوْمَنَّ التَّاسِعَ.                                                                                    

Imam al-‘Iraqiy mengatakan bahwa disunnahkan puasa pada tanggal 9 dan 10 dari bulan Muharrom sesuai hadits Nabi SAW, bahwasanya Beliau bersabda,” Sungguh jika aku hidup sampai tahun depan, niscaya aku pasti puasa (pula) pada hari kesembilan”. Namun beliau telah dipanggil oleh Allah Robbul ‘Izzah sebelum datang hari itu.

Anjuran ini dengan alasan agar tidak menyerupai puasa Kaum Yahudi –seperti keterangan di atas—yang juga berpuasa pada hari kesepuluh. Sehingga untuk menghindari keserupaan dengan Kaum Yahudi ini, ada solusi kedua dengan berpuasa pada hari tanggal 10 dan tanggal 11. Hal ini juga disinyalir dalam sebuah hadits Nabi SAW sebagai berikut:

 

 قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُوْمُوْا يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَخَالَفُوْا الْيَهُوْدَ وَصُوْمُوْا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا.

Rasulullah SAW bersabda,” Puasalah kalian pada hari ‘Asyuro (10 Muharrom) dan berbedalah dengan Kaum Yahudi dengan berpuasa sehari sebelumnya atau sehari setelahnya!”    

3)      Mengusap kepala anak yatim dengan penuh kasih sayang, menyantuninya atau dan bershodaqoh kepadanya.

 قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَتُحِبُّ أَنْ يَّلِيْنَ قَلْبُكَ وَتُدْرَكَ حَاجَتَكَ؟ إِرْحَمِ الْيَتِيْمَ وَامْسَحْ رَأْسَهُ وَأَطْعِمْهُ مِنْ طَعَامِكَ يَلِيْنُ قَلبُكَ وَتُدْرِكُ حَاجَتَكَ. (رواه الطبراني)

4)      Memberikan kelapangan kepada keluarga

5)      Silaturrahmi dan shodaqoh

6)      Mandi sunnah

7)      Memakai Celak

8)      Berkunjung kepada orang Alim

9)      Menjenguk orang sakit

10)  Memotong kuku

11)  Membaca surat Al-ikhlas 1000 x

12)  Lebih khusyuk dalam beribadah

13)  Berdzikir membaca حَسْبَنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

 

DOA AKHIR TAHUN

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِى السَّنَةِ الْمَاضِيَةِ وَلَمْ تَرْضَهُ, وَنَسِيْتُهُ وَلَمْ تَنْسَهُ , وَحَلُمْتَ عَنَيَّ مَعَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ, وَدَعْوَتَنِيْ اِلَى تَوْبَةٍ بَعْدَ جَرَائَتِيْ عَلَيْكَ. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَغْفِرُكَ مِنْهُ فَاغْفِرْلِيْ . اَللَّهُمَّ وَمَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ وَالْغُفْرَانَ فَتَقَبَّلْهُ مِنِّيْ, وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم.

           Sebagaimana hadist yang telah disebutkan di atas, bahwa pada hari terakhir dari bulan Dzul Hijjah (hari akhir tahun) disunahkan untuk berpuasa agar seseorang mengakhiri tahunnya dengan ibadah puasa. Dalam suatu hadist disebutkan : “Barang siapa berpuasa pada hari terakhir dari bulan Dzul Hijjah dan hari pertama dari bulan Muharram, maka Allah SWT menjadikan (puasa) nya itu sebagai pelebur dosa selama 50 tahun.”

          Dan mudah-mudahan kita selalu diberi pertolongan oleh Allah untuk dapat selalu taat kepada-NYA. Amin…

 

 

 

Daftar Pustaka:

 

1.      Al-Qur’anul Kariim dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, 1990.

2.      Abdul Hamid Muhammad bin ‘Aliy Quds, Kanz an-Najah was Suruur, Kwagean, 1998.

3.      Al-‘Asqolaniy, al-Hafidh, Ahmad bin ‘Ali bin Hajar, Fath al-Bari’ Syarh Shohih al-Bukhori, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah Beirut Libanon, 1989.

4.      Al-Ghozzali at-Thusiy, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad, Ihya’ ‘Ulumuddin, Darul Fikr, 1989.

5.      Muhammad bin Muhammad al-Husainiy Az-Zubaidiy As-Syahir bin Murtadlo, Ittihaf Sadat al-Muttaqin, Darul Fikr.